Jumat, 25 Mei 2018
RINGKASAN MATERI SEJARAH KELAS XI SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013 REVISI 2017
GARIS VAN MOOK adalah demarkasi atau garis khayal yang digunakan untuk membatasi wilayah yang diklaim Belanda dengan wilayah Indonesia.
Menurut UU No.28 tahun 1942, Jepang membagi wilayah pemerintahan daerah menjadi beberapa tingkatan yaitu :
Shu : Karesidenan (pemerintahan daerah yang tertinggi), dipimpin oleh seorang shocukan (seperti Gubernur). Shocukan juga memiliki kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif dan eksekutif seperti Gubernur pada Hindia-Belanda.
Shi : Kota Praja (dipimpin oleh seorang shico)
Ken : Kabupaten (dipimpin oleh seorang kenco)
Gun : Kawedanan (dipimpin oleh seorang gunco)
Son : Kecamatan (dipimpin oleh seorang sonco)
Ku : Desa/Kelurahan (dipimpin oleh seorang kuco)Aklamasi adalah pengakuan terhadap suatu hasil keputusan
Agresi adalah tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan untuk menyakiti makluk hidup lainnya yang ingin menghindari perlakuan semacam itu.
Perang Diplomasi adalah perang atau berjuang melalui meja perundingan
ABDACOM adalah American-British-Dutch-Australian (ABDA) Command, nama kode ABDACOM, adalah komando tinggi berumur pendek untuk semua angkatan Sekutu di Asia
Hakko ichiu adalah sebuah semboyan yang berisi sebuah ajaran shinto(agama asli jepang) yang mengatakan bahwa jepang harus menyusun dunia ini sebagai satu keluarga besar dan jepang bertindak sebagai kepala keluarga.
Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia
Di seluruh Indonesia bekas Hindia-Belanda, wilayah dibagi menjadi tiga wilayah pemerintahan militer Jepang. Adapun wilayahnya yaitu :
1) Tomi Shudan atau pemerintahan militer Angkatan Darat (tentara ke-25) : meliputi daerah Sumatera dan berpusat di Bukittinggi.
2) Asamu Shudan atau pemerintahan militer Angkatan Darat (tentara ke-16) : meliputi Jawa dan Madura, pusatnya di Jakarta. Kekuatan militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
3) Pemerintahan militer Angkatan Laut (Armada Selatan ke-2) : meliputi daerah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Berpusat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain itu juga dibentuknya Organisasi Militer yang terdiri dari PETA dan HEIHO(Barisan Pembantu Prajurit Jepang) dan Organisasi Semi Militer yang terdiri dari a) Seinendan (Barisan Pemuda), terutama untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatannya sendiri. B) Fujinkai (Himpunan Wanita), bertujuan memberikan latihan – latihan kemiliteran pada wanita berusia minimum 15 tahun. C) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), bertugas membantu tugas – tugas polisi. D) Suishintai (Barisan Pelapor), dipimpin oleh Ir. Soekarno. E) Gakukotai (Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944. F) Jibakutai (barisan Barani Mati).
Dampak Positif Kebijakan Militer Jepang di Indonesia adalah bangsa indonesia mendapatkan pendidikan kemiliteran,sehingga bisa dimanfaatkan untuk menjaga pertahanan dan keamanan bangsa indonesia sendiri
Perjanjian Linggarjati antara Indonesia dan Belanda ini akhirnya terlaksana di Linggarjati, Cirebon pada tanggal 10 November 1946. Indonesia diwakili oleh Dr. A. K. Gani, Mr. Susanto Tirtoprojo, Sutan Syahrir dan Mohammad Roem. Belanda diwakili oleh Van Pool , Prof. Schermerhorn dan , De Boer. Pemerintah Inggris, yang berperan sebagai mediator diwakili oleh Lord Killearn.
Berikut ini merupakan isi dari Perjanjian Linggarjati:
1) Belanda mau mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan meliputi Madura, Sumatera, dan Jawa. Belanda sudah harus pergi meninggalkan daerah de facto tersebut paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
2) Belanda dan Republik Indonesia telah sepakat untuk membentuk Negara serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI, Timur Besar, dan Kalimantan. Pembentukan RIS akan dijadwalkan sebelum tanggal 1 Januari 1949.
3) Belanda dan RIS sepakat untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua.
Cara Belanda menjatuhkan Proklamasi adalah dengan menganggap bahwa kemerdekaan Indonesia hanya lelucon, bahkan kemudian mereka berusaha menguasai kembali Indonesia dengan melakukan berbagai Agresi Militer
Alasan Jepang menjadi negara Imperalis : a) Adanya Perkembangan/kemajuan Jepang Dalam Segala Bidang. b)Adanya perkembangan industri yang cukup pesat tapi Jepang minim bahan baku. c)adanya retriksi (pembatasan) imigran jepang. d) Pengaruh ajaran shinto tentang hakko I chi-u. e) Ingin menjadi negara besar yang sejajar dengan negara lain seperti amerika serikat.
Makna Proklamasi : 1.Merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa indonesia dalam rangka mencapai kemerdekaan, 2.Merupakan awal terbebasnya bangsa indonesia dari kekuasaan bangsa asing dan menjadi bangsa yang bediri sendiri, 3.Merupakan hukum yang menegasakan terbentunya negara kesatuan RI yang merdeka dan berdaulat
Perundingan Renville : tanggal 17 Januari 1948, Indonesia diwakili oleh Amir Syarifuddin, Belanda diwakili oleh Abdulkadir Wijoyoatmodjo.
Berikut adalah pokok-pokok isi perjanjian Renville, yaitu:
1) Wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis Van Mook), yaitu garis khayal yang dibuat oleh Van Mook sebagai batas wilayah kekuasaan Indonesia dan kekuasaan Belanda berdasarkan Agresi Militer Belanda I;
2) Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai diserahkan pada Republik Indonesia Serikat yang segera dibentuk;
3) Republik Indonesia Serikat memiliki kedudukan yang sejajar dengan negara Belanda dalam Uni Indonesia-Belanda;
4) Republik Indonesia menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia Serikat;
5) Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pemerintahan federal sementara;
6) Pasukan Republik Indonesia yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah Republik Indonesia. Daerah kantong merupakan daerah yang berada di belakang Garis Van Mook suatu garis yang menghubungkan dua daerah terdepan yang diduduki Belanda.
Dampak Perjanjian Renville
Akibat buruk yang ditimbulkan dari perjanjian Renville bagi pemerintahan Indonesia, yaitu:
a) Semakin menyempitnya wilayah Republik Indonesia karena sebagian wilayah Republik Indonesia telah dikuasai pihak Belanda.
b) Dengan timbulnya reaksi kekerasan sehingga mengakibatkan Kabinet Amir Syarifuddin berakhir karena dianggap menjual Negara terhadap Belanda.
c) Diblokadenya perekonomian Indonesia secara ketat oleh Belanda
d) Republik Indonesia harus memaksa menarik mundur tentara militernya di daerah gerilya untuk untuk ke wilayah Republik Indonesia.
e) Untuk memecah belah republik Indonesia, Belanda membuat negara Boneka, antara lain negara Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara jawa Timut.
Dampak Konfrensi Meja Bundar
Dampak Negatif Konferensi Meja Bundar
1) Hutang pemerintah Belanda dari tahun 1942 sepenuhnya ditanggung RIS (Republik Indonesia Serikat).
2) Dengan dibentuknya RIS, maka demokrasi yang di cita-citakan tidak terlaksana.
3) Penyelesaian masalah Irian Barat tertunda.
4) Republik Indonesia menjadi terpecah-pecah menjadi negara bagian yang terdiri dari Negara Indonesia Timur, Negara Jawa Timur, Negara Pasundan dan Jakarta, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan lain-lain.
Dampak Positif Konferensi Meja Bundar
1) Penarikan seluruh tentara Belanda dari wilayah RIS (Indonesia)
2) Dengan penarikan tersebut, maka perang antara Indonesia-Belanda berakhir.
3) Belanda mengakui Indonesia (RIS) sebagai negara yang MERDEKA.
4) Indonesia segera berbenah dengan memulai pembangunan.
Setelah merdeka Indonesia melakukan Pembentukan Kelengkapan Negara yang meliputi Penyusunan Rancangan UUD, Merumuskan Dasar Negara, Pemilihan Presiden dan Wakil, Pembentukan Lembaga-lembaga negara dan Departemen dalam kementrian, Penetapan wilayah negara, dan Pembentukan Badan Keamanan Rakyat yang kesemuanya itu dilakukan melalui Sidang-sindang yang dilakukan oleh BPUPKI dan PPKI
Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan tidak Membentuk Tentara tetapi membentuk BKR karena pada awal kemerdekaan rakyat indonesia masih belum memiliki teknologi yang maju seperti jepang fan itupun rakyat indonesia masih menggunakan senjata bekas jepang yg jatuh pada pemberontakan di daerah daerah indonesia dan juga alasan kenapa dibangun BKR karena BKR masih menggunakan alat yg sederhana untuk mempertahan sekumpulan rakyat dam suatu kumpulan/Desa
Naskah asli Proklamasi tulisan tangan(Klad) Soekarno sebenarnya telah dibuang ke tempat sampah di rumah Laksamana Maeda, namun diambil kembali oleh BM Diah. Naskah asli/Klad tulisan tangan Soekarno bukanlah yang dibacakan oleh Soekarno. Naskah Klad ini telah mengalami perubahan dan yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang kemudian dikenal sebagai Naskah Asli/ Otentik/Autentik. Perubahan-perubahan itu antara lain : Kata “Tempoh” menjadi Tempo, Kata “Wakil-wakil bangsa Indonesia” berubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia, Kata “Djakarta,17-8-05” berubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun 05, Naskah Prokalamasi Klad(Tulisan tangan) belum ditanda tangani sedangkan Naskah yang Otentik ditandatanagi oleh Soekarno dan Hatta, Kata “Hal2” dirubah menjadi Hal-hal.
Inilah Naskah Proklamasi yang Autentik/Otentik yang dibaca oleh Soekarno :
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Kebijakan Ekonomi Masa Demokrassi Liberal :
Gunting Syafruddin : Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya. Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS.
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng : untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro Joyohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia).
Nasionalisasi De Javasche Bank : akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia.
Sistem Ekonomi Ali-Baba : diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (mentri perekonomian kabinet Ali I). Tujuan dari program ini adalahUntuk memajukan pengusaha pribumi. Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina.
Gerakan Asaat : Gerakan Asaat memberikan perlindungan khusus bagi warga negara Indonesia Asli dalam segala aktivitas usaha di bidang perekonomian dari persaingan dengan pengusaha asing pada umumnya dan warga keturuan Cina pada khususnya.
Persaingan Finansial Ekonomi (Finek) : Pada masa Kabinet Burhanudin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar